Minggu Kelima

Fever103
1 min readJul 22, 2022

--

Tasya selalu muncul setiap sore jam tiga. Waktu sinar matahari kuning keemasan dan menempel di tembok bangunan. Tiap aku menyukai seseorang, Tasya akan muncul dan merasakan hal yang sama seperti kalau ia melihat matahari jam 3 sore. Tandanya Tasya setuju dengan pilihanku.

Kalau hari sedang mendung dan hujan, Tasya akan murung seharian. Ia ingat hari-hari lampu menyala padahal hari masih siang. Ia ingat luka parut sejengkal di lutut dan sikutnya akibat bermain sepatu roda. Ia akan mengingat sedihnya menonton kartun tentang lebah yang mencari ibunya. Hari-hari musim hujan selalu bikin Tasya nggak nyaman. Tasya lebih suka hari-hari panas terik yang bikin dia ingat mudik. Ingat menjemput ibu di kantor dan menunggu jam pulang makan eskrim di kolam renang. Kadang berlari di lapangan hotel dengan pohon besar. Kadang bersender di pohon pinus yang daunnya seperti ular.

Tasya selalu muncul ketika aku terlalu dekat dengan orang yang terlalu tua. Sekalipun itu ayah, pakde, atau guru. Tasya akan memunculkan rasa tidak nyaman dan tidak aman. Mendadak nggak ada lagi yang aku inginkan di dunia ini selain cepat-cepat pergi dan menghilangkan perasaan itu. Sekarang aku baru paham kalau itu adalah trauma.

Tasya membuat wangi dupa jadi harum kamar mbah dan membuat asapnya berbau seperti dapur mbah. Ia memunculkan bayangan jendela kaca patri di sebuah gereja tiap mendengar lagu-lagu Sherina.

--

--

Fever103
Fever103

Written by Fever103

Tumblr-core emotional and deeply personal bad writings

No responses yet