Sebab kita sama-sama kehilangan sesuatu yang berharga, tapi sekarang aku di tengah jalan sendirian. Kamu punya playlist keren-kerenan yang judulnya marah-marah “dilarang menangis mendengar musik jelek!” dan aku punya video bajakan lagu-lagu yang bikin sedih seperti lagu yang bikin kamu tau harus belok ke mana untuk sampai ke Ragusa. Aku baru tahu kalau di akhir lagu asli ninabobo yang kamu ubah dengan serampangan ada lirik “kita ‘kan bersama selamanya” yang (mungkin) sengaja tidak kamu masukkan.
Aku harap seseorang membuat video tutorial jelek tentang apa yang harus dilakukan kalau mendengar lagu yang pernah didengar di barisan terdepan konser bersama mantan pacar. Atau apa yang harus dilakukan waktu lagu-lagu yang membuat ge-er ternyata terbukti membuat ge-er belaka. Apakah bisa membuat petisi untuk merubah judulnya jadi Barat? Ada lagu yang pernah aku pakai untuk pamer “lihat, aku menemukan orang yang bikin aku mikir kalau sedih itu bagian dari senang-senang yang mungkin layak dinikmati.” Tapi mungkin kamu nggak paham apa yang aku maksud, atau nggak peduli kalau aku sedang pamer.
Ada terlalu banyak hal yang ditinggalkan, hobi baru untuk hadiah ulang tahun, rasa bersalah karena bikin kamu beli buku gara-gara aku ingin merasakan diberi hadiah kecil, kartu pos dari jauh yang cuma jadi selipan di bagian belakang buku harian, rasa kecewa karena tidak dibela, bebat sendi yang sobek digunting paksa, dan hari-hari biasa. Malam ini aku berduka untuk mereka semua, biar aku yang menanggungnya sendiri seperti banyak hal yang sengaja tidak pernah aku ceritakan.
Malam-malam seperti ini jarang terjadi, tapi aku nggak pernah tau apa yang harus dilakukan tiap kali kejadian. Pada akhirnya aku cuma bisa ingat hal-hal kecil yang bikin kesal agar langkahku jadi lebih ringan. Tahu apa tante-tante umur 25 tahun soal pertanda masa depan? Pada akhirnya, justru jadi tahu kalau hidup juga tentang banyak hal yang ternyata enggak akan pernah kejadian.